Super Barista
"Punya passion di kopi, team-player, well groomed, no drama, disiplin, pinter administrasi, jago jualan dan jalin relasi, rapi, bersih, good attitude, mau belajar."
Kamu pasti pernah lihat list ini di Instagram Coffee Shop kesayangan kamu saat mereka melakukan hiring. Three Folks juga pernah bikin hehehe.
Sebenarnya tidak ada yang salah dengan list di atas. Siapa yang gamau punya barista yang memiliki kesempurnaan seperti itu? Setiap coffee shop pasti mau kalau ada barista seperti ini.
Tapi saya berani jamin, dari ribuan coffee shop yang memasang iklan rekrutmen dengan kriteria-kriteria di atas, tidak ada satupun yang berhasil menemukan si barista sempurna ini. (Beri tahu saya kalau ada yang berhasil).
Minimal kalaupun ada, skornya pasti ga sempurna.
Lalu apakah kita harus menurunkan standar kita sebagai owner coffee shop? Menurut saya tidak. Dan artikel ini berisi poin-poin penting untuk memiliki sosok Super Barista di belakang coffee bar kamu.
Poin #1 Tidak Ada yang Sempurna
Mari akui bersama dulu kalau tidak ada manusia yang sempurna. Setiap orang lahir dengan kepribadian yang unik. Diikuti dengan kelebihan dan kelemahan masing-masing. Lalu buat apa kita berusaha mencari orang yang ga ada?
Untuk lebih meyakinkan kamu, Super Barista adalah barista yang dapat melalui 5 Realita Barista dengan mudah dan konsisten sepanjang tahun.
Sampai sini mungkin kamu masih bersikukuh: “ah pasti ada deh yang sempurna dan sesuai.” Mungkin memang ada, tapi yakin kamu siap punya anggota tim seperti itu?
Kalau dibayangkan memang asyik ya. Tapi bayangin, sosok ini pasti akan kamu kasih kepercayaan lebih. Dan kemungkinan besar, brand coffee shop kamu akan terbentuk berpusat pada barista ini. Kalau tiba-tiba dia keluar? Wassalam Folks.
Ketimbang mempekerjakan sosok seperti ini, saya lebih memilih untuk mengambil jalur yang lebih panjang. Dimulai dari Poin #2.
Poin #2 Ekosistem
Coba kita kritisi lagi dari awal. Coffee shop yang kamu bangun, mau buka sampai kapan? Dan tujuannya apa? Kalau tujuan coffee shop kamu dibangun adalah sebagai bisnis utama kamu, yang mimpinya bisa kamu kembangkan sampai jadi besar, yang kamu butuhkan bukanlah Super Barista.
Melainkan sebuah ekosistem yang dapat membina setiap orang yang penuh dengan ketidaksempurnaan menjadi sedekat mungkin levelnya dengan kriteria Super Barista. Keren kan?
Dengan memiliki ekosistem ini di coffee shop kamu, kamu tidak perlu pusing dengan kriteria panjang seperti di atas. Mungkin malah cukup 2: good attitude dan mau belajar. Sisanya kamu anggap sebagai bonus. Kalau punya bagus, dan bisa jadi pertimbangan lebih kalau peminat jadi barista di coffee shop kamu banyak banget.
Karena percuma kok punya barista jago-jago tapi ga cocok sama kultur yang mau kamu bangun.
Poin #3 Culture Fit
Bayangkan seorang anak baik-baik yang anti merokok, tidak suka berkata kasar, dan menolak berhubungan dengan orang yang melanggar peraturan. Kemudian kamu masukkan dia ke tim yang isinya orang-orang begajulan, dan pesta Amer 2 minggu sekali.
Sejago apapun orangnya, pasti dia tidak akan betah. Dan selama dia kerja di tim itu, dia akan menciptakan suasana yang tidak nyaman. Akhirnya kerja sama tim menjadi buruk.
Bukan berarti salah menerima anak baik-baik. Pertanyaannya apakah si anak baik-baik ini memberikan value lebih ke kerja sama dan kultur tim.
Dan bukan berarti benar juga mengisi satu tim dengan orang-orang yang suka begajulan saja.
Kamu harus memiliki kejelasan tentang nilai-nilai penting yang mau kamu bangun di tim. Dan nilai-nilai ini akan menjadi kriteria yang kamu gunakan saat hiring, evaluasi, dan program self-development.
Buku The Ideal Team Player karangan Patrick Lencioni menyarankan untuk memiliki 3 nilai utama dalam sebuah perusahaan. Ini contoh nilai yang saya terapkan di Three Folks:
Hustle
Humble
Curious
Berarti di luar nilai-nilai etika dasar (kejujuran, integritas, sopan, dll) 3 nilai ini kami perhatikan secara khusus dalam setiap proses HR.
Kalau coffee shop kamu belum punya, saya sarankan untuk coba gali. Karena ini akan menjadi basis ekosistem yang mau kamu bentuk. Dengan memiliki Nilai, kamu sebenarnya sedang memelihara kemampuan penting dalam proses seleksi.
Poin #4 Attitude before anything else
“Aduh ada calon barista jago banget. Kalo ditanya segala hal tentang kopi khatam banget. Tapi tadi pas interview rada senga sih. Terima gak ya?”
Kalau kamu baca pertanyaan di atas, kemungkinan besar kamu pasti jawab: ya enggalah!
Tapi bisa jadi jawabannya tergantung kultur yang mau kamu bangun. Kalau memang kultur yang mau kamu bangun adalah kultur kompetitif dan intelijen, bisa jadi barista di atas adalah calon yang prospektif!
Jangan terjebak dengan pemahaman yang general. Karena setiap kultur coffee shop adalah cerminan dari pemilik coffee shop yang juga berbeda-beda.
Prinsipnya tetap sama, prioritas attitude lebih penting dibandingkan skill, pengalaman, dan pengetahuan. Tapi coba definisikan dengan lebih detail lagi attitude yang kamu harapkan.
Karena mengisi tim dengan orang-orang ber-attitude yang sesuai, akan mempermudah kamu untuk membangun ekosistem yang saling membangun.
Poin #5 Better Hiring, Better Training, Better Firing
Poin-poin sebelumnya bisa dibilang adalah fondasi utama untuk membangun ekosistem. Agar coffee shop kamu bisa secara berkelanjutan memproses setiap orang menjadi Super Barista.
Poin ke-5 adalah eksekusi-eksekusi yang perlu kamu lakukan untuk menciptakan ekosistemnya.
Saya rasa dari poin-poin sebelumnya kamu sudah cukup mendapatkan gambaran tentang hiring. Kemudian untuk training, pastikan kamu memiliki 3 sistem di bawah :
Perkenalan tentang pengetahuan dasar akan kopi, SOP, dan kultur
Evaluasi berkala berdasarkan keunikan masing-masing barista, mengacu pada nilai dan standar skill yang kamu butuhkan.
Training dengan ujian dan penghargaan
Kalau 3 sistem ini diterapkan di tim yang tepat, sistem ini dapat menciptakan barista-barista jempolan. Namun tentunya harus dilengkapi dengan poin terakhir: yaitu kebijaksanaan dalam memecat.
Ini gampang-gampang susah. Karena dibutuhkan kejelasan akan alasan dan tujuan secara keseluruhan. Saat menghadapi keputusan pemecatan, ada beberapa hal yang perlu kamu perhatikan:
Apakah sudah ada tindakan untuk memperingatkan orang ini?
Apakah ada kelalaian di sistem yang menyebabkan hal ini?
Bagaimana pendapat tim saya dengan orang ini?
Mempertahankan orang yang tidak layak dapat menghancurkan seluruh tim. Tapi belajar dari Park Saeroyi , keberhasilan sebuah ekosistem mengubah orang yang tidak layak menjadi layak, akan memperkuat kultur dan tim kamu.
Namun, apabila seseorang tersebut memberikan dampak negatif dan ekosistem kamu belum siap untuk menerima dan mengubah orang tersebut, kamu harus memiliki ketegasan untuk bertindak.
Pastikan kamu tidak terjebak di 5 kemalasan ini ya. Kalau masih iya, apapun yang kamu bangun bakal percuma.
Kesimpulan
"Punya passion di kopi, team-player, well groomed, no drama, disiplin, pinter administrasi, jago jualan dan jalin relasi, rapi, bersih, good attitude, mau belajar."
Kalau dievaluasi, saya bisa bilang sekarang Three Folks hampir mencapai impian untuk punya Super Barista. Tapi terpisah dalam orang-orang yang tidak sempurna.
Ada yang jago jualan dan jalin relasi, tapi ga disiplin.
Ada yang jago administrasi, tapi ga jago kopi.
Ada yang jago kopi, tapi ga well groomed.
Ada yang team-player, tapi ga terlalu jago administrasi.
Dan menurut saya ga buruk sama sekali punya tim seperti ini. Karena jadi saling melengkapi. Setiap orang memiliki peran masing-masing sesuai kelebihannya. Tapi tetap dimotivasi satu sama lain untuk memperbaiki kekurangannya.
Yang lebih keren lagi, tim ini dapat dengan sangat baik membina orang baru menuju Super Barista. Karena semuanya terdiri dari orang-orang tidak sempurna. Mereka sama-sama menempuh berbagai tantangan untuk mengembangkan diri dan mengapresiasi satu sama lain.
Seperti quotes yang cukup terkenal di dunia entrepreneur, “we are not born as a Superman, but part of a Superteam.”