10 Checklist Anti Gagal Membuka Coffee Shop Impianmu - Part 2 of 2
Sudah membaca part 1? Kalau sudah dan kamu kembali lagi untuk membaca part 2, ini akan jadi hari baik buat kamu. Karena berarti kamu 1 langkah lebih dekat untuk masuk kategori manusia terpilih yang bisa sukses membuka Coffee Shop Impian.
Untuk semakin meyakinkan kamu bahwa persiapan bisnis yang matang adalah hal yang penting, saya ingin memberikan sebuah insight.
Menurut Allegra World Coffee Portal, saat ini industri kopi secara global sudah memasuki era 5th wave. Wave ini merepresentasikan kualitas visi dan eksekusi yang perlu dimiliki untuk memenuhi keinginan, kebutuhan, dan aspirasi para Milenial dan Generasi Z - 2 generasi yang sangat cerdas dan memiliki kebutuhan tinggi untuk merasakan keterikatan.
Yang berarti: untuk sebuah coffee shop bisa bertahan dan berkembang dibutuhkan pemahaman yang mendalam akan pasar. Kemudian memiliki tim yang mampu melakukan level eksekusi luar biasa dalam memberikan experience berkualitas tinggi dengan konsisten dan progresif.
Maka dari itu, yuk buang pemikiran: "udee, buka dulu aja abis itu baru mikir," jauh-jauh ke laut. Dan mari kita mulai part 2!
Business Model
Kalau kamu sudah melakukan riset berdasarkan sumber yang saya bagikan di artikel sebelumnya, bisa dibilang kamu sudah menyelesaikan 60% dari checklist ke-6 ini. Karena dasar pembuatan business model adalah pemahaman akan target market.
Dalam membuat business model, ada 2 canvas yang perlu kamu lengkapi yaitu, Value Proposition Canvas dan Business Model Canvas. Saya tidak akan menjelaskan dengan detail mengenai 2 canvas tersebut, karena bakal panjang banget. Kamu bisa baca sendiri di link ini ya: Value Proposition Canvas dan Business Model Canvas.
Dulu saya males banget bikin business model karena bikin ngantuk, dan kayanya ga bakal kepake banget juga. Dan bisa dibilang hal tersebut benar saat bisnisnya masih kamu jalankan dengan tim yang sangat kecil, dan kamu hampir mengerjakan semuanya.
Tapi saat kamu mulai membentuk sebuah tim, dan kamu butuh mendelegasikan banyak pekerjaan dan pengembangan, ke-2 canvas ini merupakan salah satu panduan yang sangat ampuh dalam menjalankan dan mengembangkan bisnis bersama-sama.
Setelah membuat, jangan terpaku dan jadi kaku pada business model yang telah kamu buat. Ada 2 alasan mengenai pemahaman ini. Yang pertama, business model pertama kamu bisa jadi kurang tepat. Yang kedua, masa kini dan masa depan akan menjadi sebuah zaman yang semakin cepat berubah. Ada baiknya kamu melihat kembali business model kamu setiap 3 bulan sekali untuk melihat apakah business model kamu masih relevan dan optimal?
Alangkah baiknya kalau kamu memiliki kantor dan bisa memajang ke-2 canvas ini di papan atau tembok agar mudah dilihat dan dimodifikasi.
Brand
Membangun brand adalah yang terpenting. Kesuksesan kamu dalam membangun brand bisa jadi penentu utama apakah orang akan senang atau malas saat mendengar nama usaha kamu.
Patut diakui kalau pembuatan nama sebuah brand dan filosofi di belakangnya merupakan hal yang sangat penting. Lumayan banyak yang bilang filosofi di belakang nama Three Folks dan pemilihan logo dengan icon Gurita, merupakan hal yang keren dan inspirasional. Dan ini membuat strategi komunikasi menjadi lebih mudah. Memang hebat teman saya yang namanya Kuncoro.
Cek karyanya di Behance!
Namun baru-baru ini saya sadar kalau ternyata memiliki logo, nama, dan filosofi itu baru salah satu langkah branding. Dan bisa dikatakan memiliki impact yang kecil kalau kita ga paham soal branding.
Brand merupakan persepsi customer mengenai satu entitas. Berarti branding merupakan kegiatan untuk membangun persepsi customer mengenai usaha kita. Membangun branding tidak bisa terjadi dalam semalam. Persepsi customer harus dibangun melalui konsistensi dalam jangka waktu yang panjang.
Coba kamu perhatikan brand-brand besar seperti Starbucks, Blue Bottle, % Arabica, dan lain-lain. Jarang sekali ada customer mereka yang peduli mengenai filosofi, sejarah, atau bahkan kopinya. Tapi mereka menjadi pelanggan setia, karena brand ini telah diingat sebagai brand yang dapat dipercaya dalam memberikan keinginan mereka.
Dari deskripsi target market dan business model yang telah kamu buat, coba deskripsikan bagaimana kamu mau brand kamu diingat oleh orang. Jadikan hal tersebut sebagai komitmen dan panduan dalam melakukan segala hal dalam bisnis kamu.
Barista
Wahai teman-temanku para pemilik coffee shop indie yang tidak menggaji barista kita sesuai dengan ketentuan UMR yang berlaku,
Kita bisa punya banyak alasan di belakang keputusan tersebut, namun mari kita akui bersama kalau alasan-alasan kamu tidak cukup kuat untuk membenarkan keputusan tersebut 😇.
Pertanyaan seperti: "Kalau dari awal bikin projection tidak bisa menggaji karyawan sesuai dengan aturan UMR, kenapa maksa buka usaha?" dan "Kalau profit hanya bisa kamu dapatkan dengan memotong gaji karyawan, buat apa buka usaha?" Sudah cukup bikin kita skakmat, bukan?
Kalau sudah mengakui hal tersebut, di checklist ini saya ingin ajak kamu berpikir. Kalau dari segi gaji belum memenuhi kriteria, apa yang bisa kamu lakukan? Aspek apa yang harus dimiliki di sebuah coffee shop, agar coffee shop kamu bisa menjadi lapangan kerja yang baik bagi barista-barista kamu?
Ini yang saya coba bangun di Three Folks:
Menjadi wadah belajar bagi barista untuk menggali ilmu dan mengembangkan diri
Menyediakan fasilitas yang layak untuk bekerja
Membangun kebudayaan yang produktif, positif, dan terbuka
Menjadi sosok mentor dan teman bagi tim
Hitung-hitung sekalian mempersiapkan saat usaha kamu mau scale up. Kamu jadi sudah punya tim yang bisa diajak maju bersama sekaligus memberikan mereka tahapan karir. Setidak-tidaknya, coffee shop kamu juga bisa jadi tempat mereka mempersiapkan diri dengan baik dan benar agar mereka bisa mendapatkan kesempatan yang lebih baik di masa depan.
Yang perlu diingat lagi, barista adalah Superstar dari setiap coffee shop. Mereka adalah lini depan yang akan melayani tamu dan merepresentasikan brand kamu setiap hari. Bisa dibilang, perkembangan brand kamu akan sangat berbanding lurus dengan perkembangan barista-barista kamu.
Agar kamu mengerti lebih dalam mengenai sudut pandang profesi barista, kamu boleh cek link ini: https://sylferwriteskopi.wordpress.com/
Perizinan dan Perpajakan
Bisa dibilang, ini merupakan antagonis semua bisnis. Seolah-olah namanya pantang disebut seperti Voldemo*rt di buku seri Harry Potter. Kalau saya ajak sesama pemilik usaha ngomongin ini, sering banget saya dapat respon garuk-garuk kepala atau menghela nafas panjang dengan tatapan putus asa sambil berkeringat dingin.
Dan seringkali hal tersebut terjadi karena mereka memilih menggunakan manuver-manuver canggih untuk menghindari kewajiban penuh dari perizinan dan perpajakan.
Tapi ya kurang lebih kasus perizinan dan perpajakan sama dengan kasus gaji UMR Barista. Pertanyaan-pertanyaan seperti: "Kalau tidak berniat mengurus izin dan perpajakan, kenapa memaksa buka usaha?" dan "Kalau profit hanya bisa kamu dapatkan dengan memotong kewajiban pajak, buat apa buka usaha?" Sudah cukup bikin kita skakmat, bukan?
Apalagi perizinan dan perpajakan ini benar-benar bisa bikin berabe, karena badan hukum lebih sensitif akan hal ini. Bayangkan kamu tiba-tiba didenda dan disuruh tutup kalau tidak memenuhi kewajiban saat kondisi bisnis juga sedang tidak baik.
Ada baiknya kita berdamai dengan izin dan pajak, dan membiasakan diri untuk memenuhi kewajiban dari awal. Kamu ga perlu urus sendiri kok, banyak outsource handal yang bisa membantu kamu mengurus hal ini. Jadi kamu bisa fokus di pengembangan bisnis.
Fokus dan Scale Up Kualitas
Melakukan scale up dan buka cabang di mana-mana memang terdengar menggiurkan. Saat brand kamu mulai dikenal dan bisnis kamu berjalan dengan baik, pasti akan muncul tawaran-tawaran dari berbagai macam orang untuk melakukan investasi di bisnis kamu.
Tapi merujuk ke pembukaan artikel ini, trend masa depan akan bergantung pada kualitas experience yang konsisten dan progresif. Yang berarti, coffee shop yang dibuka dengan persiapan tidak matang akan semakin sulit untuk bertahan. Scale up kualitas pelayanan dan online presence akan menjadi lebih berdampak dibandingkan scale up dengan melebarkan sayap toko fisik.
Kalau kamu juga follow Instagram Gary Vee, kamu pasti sering dengar ceramah bahwa online presence di masa depan akan menjadi mata uang utama. Dan dapat menentukan apakah bisnis kamu menarik pasar atau tidak.
Kalau di zaman kini, bisnis kamu mungkin masih bisa laku dengan eksekusi pelayanan dan produk yang baik tanpa mengolah online presence dengan optimal. Tapi bisa jadi hal ini tidak berlaku lagi di masa depan. Pelajari dan bentuk tim khusus untuk mengembangkan akun social media kamu: Instagram, Tik Tok, LinkedIn, dan Youtube.
Pastikan kamu telah melakukan development brand, bisnis, dan tim yang solid sebelum memutuskan untuk menerima investasi dari pihak luar. Karena bisa-bisa kamu malah mengecewakan dan / atau disetir oleh investor kalau bisnis kamu tidak solid dan bermasalah.
Bonus: Siapkan Mental, Jaga Kesehatan, Tingkatkan Doa dan Komunikasi
Ini checklist bonus dan bisa jadi lebih penting dibandingkan yang lain. Membuka coffee shop adalah perjuangan keras, tapi menjalankannya lebih berat lagi. Sesiap apapun dan sekeren apapun tim kamu, operasional pasti bakal berantakan, pemasaran pasti banyak cacat, konflik internal akan terjadi, keuangan amburadul, dst, dll, etc.
Godaan agar kamu menyerah atau melakukan toleransi disiplin akan menyerang bagai badai yang seolah-olah tidak masuk akal untuk dihadapi.
Sesuai judul checklist bonus ini, kamu harus menyiapkan mental untuk segala masalah yang akan terjadi agar tidak reaktif dan salah mengambil langkah. Luangkan waktu untuk berolahraga, menjaga pola makan, dan selalu tidur yang cukup agar kamu selalu memiliki kondisi otak yang optimal.
Tingkatkan doa agar kualitas spiritual kamu selalu terjaga dan mendukung self-development kamu ke arah yang positif. Jadikan budaya tim agar selalu berdoa bersama setiap rapat atau briefing. Ini akan menjaga mental kamu dan tim untuk tidak salah mengambil keputusan saat ada tantangan.
Tingkatkan komunikasi ke partners dan tim setiap ada konflik atau koordinasi agar tidak terjadi slek karena miskom. Tingkatkan komunikasi dan selalu luangkan waktu juga ke orang-orang tersayang kamu. Karena kemungkinan besar waktu kamu akan terserap sangat banyak di beberapa bulan pertama untuk mengurus coffee shop kamu. Percayalah kamu sangat membutuhkan mereka untuk bisa menjadi mental support.
Kesimpulan
Selamat! Kamu sudah selesai membaca 2 part dari artikel panjang ini. Semoga 15 - 30 menit yang kamu luangkan untuk baca artikel panjang ini bisa mempersiapkan kamu lebih baik lagi untuk membuka coffee shop impianmu.
Kalau setelah membaca semangat kamu malah jadi kendor, ini waktu yang baik untuk berefleksi apakah coffee shop benar-benar merupakan passion kamu. Karena kalau bukan passion, saya rasa mustahil kamu mau stres bekerja keras dan mengorbankan waktu yang sangat panjang untuk business model yang hanya mendapatkan keuntungan 20% dari Revenue.
Meskipun di part 1 saya sempat bilang ingin menghajar kedua teman saya saat ingin buka coffee shop di tahun 2016, tapi saya tidak pernah menyesali keputusan tersebut.
Membuka Three Folks merupakan keputusan terbaik dalam karir saya. Karena perjalanannya yang berat dan menantang memaksa saya untuk bertumbuh menjadi manusia yang lebih baik lagi. Dan dalam perjalanannya, saya menemukan keluarga kedua yang senantiasa mendampingi di setiap proses.
Saya harap perjalanan kamu membuka coffee shop impian juga akan menjadi perjalanan yang seru dan membuat kamu dipenuhi rasa syukur. Selamat berjuang!